Friday, May 05, 2006

Inikah Sikap Demokrasi Bangsa Indonesia?

Sikap euphoria bangsa Indonesia setelah mengalami pemerintahan Soeharto yang otoriter nampaknya terus berlanjut sampai sekarang ini, bahkan ada gejala mengarah kepada kebablasan. Reformasi digunakan sebagai saat untuk mewujudkan kebebasan yang sempat tidak dirasakan selama Orde Baru. Banyak orang mengartikan bahwa demokrasi adalah kebebasan. Padahal, arti demokrasi lebih dari sekedar kebebasan. Dengan arti sesempit ini, demokrasi sering dipandang salah dan akhirnya dapat berdampak pada proses demokrasi yang salah.

Dengan keadaan Indonesia seperti sekarang ini, banyak anggapan yang muncul bahwa demonstrasi identik dengan demokrasi. Aksi-aksi unjuk rasa hampir setiap hari kita jumpai. Aksi protes terhadap kebijakan-kebijakan yang dianggap tidak benar dalam pemerintahan adalah baik, rakyat memang harus mengawasi jalannya pemerintahan, tetapi bukan berarti melupakan batasan-batasan yang ada. Kebebasan yang ada seringkali disalahgunakan sampai mengganggu orang lain dengan munculnya tindakan-tindakan anarki.

Banyak orang yang mudah terprovokasi, sebenarnya satu sama lain belum mengerti apa inti dari permasalahan yang ada, tetapi dengan lantang sudah mengatakan kepada yang lain. Ditambah lagi dengan krisis kepercayaan masyarakat kepada pemerintah sekarang ini, dengan situasi negara yang perekonomiannya lemah, kebijakan pemerintah sering mendapat tentangan dari rakyat. Keadaan yang labil menyebabkan rakyat mudah terpancing amarahnya.
Sistem demokrasi yang positif tidak terlihat, kebebasan tidak bertanggung jawab, tidak menjunjung keadilan, tidak menghargai pendapat orang lain, dan juga tidak menghormati kemajemukan yang ada. Kerusuhan dalam Pilkada di Bengkulu menjadi contoh bagaimana ketidakdewasaan masyarakat dalam menerima kekalahan calon kepala daerah yang didukungnya. Tindakan membakar rumah dinas ketua DPRD Bengkulu dan sejumlah bangunan lainnya mencerminkan ketidakdewasaan masyarakat dalam berpolitik dan berdemokrasi. Apakah ini demokrasi, di saat seseorang tidak sependapat dengan orang lain, orang lain harus merasa terancam?


Demokrasi harus dijalankan juga dengan penegakan hukum. Harus ada hukum yang tegas yang mengatur kehidupan negara ini tetapi yang terjadi dalam hukum di Indonesia sendiri adalah ketidakadilan. Bagaimana hukum dapat menjamin kehidupan demokrasi bangsa kita? Lembaga-lembaga hukum mulai dari tingkat peradilan paling rendah sampai Mahkamah Agung diwarnai dengan suap-menyuap, korupsi, kolusi dan nepotisme. Penegak hukum yang seharusnya menegakkan hukum malah meyalahgunakan hukum karena pengaruh kekuasaan dan uang. Demokrasi tidak dapat tercipta dengan hukum yang tidak tegas. Aparat hukum yang tidak bersih hanya akan menyebabkan kebobrokan moral bagi pemerintah dan masyarakat.

Demokrasi baik untuk dilaksanakan dan diterapkan di Indonesia untuk mewujudkan negara yang adil dan makmur. Saat ini bangsa Indonesia masih perlu mempelajari proses demokrasi ini. Dengan saling mendengarkan satu sama lain, menghargai kemajemukan, bersikap terbuka, menyampaikan segala sesuatu dengan cara yang benar, serta menghindari tindakan anarki yang memicu konflik, demokrasi akan berjalan dengan tepat. Semoga Indonesia yang demokrasi dapat tercapai.


[created when we had to made a paper for Kapita Selecta]

- demokrasi
Scribbled by vanessa kusnandar @ 1:33 AM


Get awesome blog templates like this one from BlogSkins.com